MANCING UDANG GALAH

Senin, 23 Januari 2012


“Yo yo yo, Anker, coker, Ma Bro…dan Ma Man…!!!eittt sori, salah! mas Ang dan pak Ang (Angler, maksudnya). Mancing udang galah kudu tekun, sabar, dan mampu mengendalikan emosi yang ruaaar biasa!” Begitu kata si empunya cerita, Toekang Mantjing, membuka tulisannya, Mancing Udang Galah: The Heart of Fishing, yang dimuat di tabloid Berita Mancing edisi  #05 September  2011. Bahkan beliau menambahkan, “Bagi yang brangasan, nggak  sabaran, jangan coba-coba mancing karena bisa bikin jantung copot”. Segitunya sih…Apa iya?

Okelah kalo begitu, jadi hanya yang tekun, sabar, dan punya pengendalian diri yang tinggi saja yang boleh mancing udang galah, berarti  hanya golongan mereka juga donk yang boleh meneruskan membaca artikel ini? Diskriminatif sekali sih? Hmmm,maaf dan harap maklum, itupun saran dari beliau lho dulur-dulur PPG…bukan dari saya…hehehe.
Oke…oke…Ayo mulai serius! Bagi yang merasa terusik, tersinggung, atau tersanjung dengan pemikiran Si Toekang Mantjing, silahkan diselesaikan secara adat. Sekarang mari kita sama-sama membaca artikel ini hingga tuntas.
Lokasi Mancing
Udang galah suka di air payau. Misalnya, sungai dekat laut, muara, tambak, dan sejenisnya,  yang banyak ditumbuhi pohon bakau atau mangrove. Di lokasi itu udang galah lebih suka berada di daerah yang berumput, bersemak, atau di sekitar akar bakau. Di sungai yang berarus, udang galah suka ada di air yang lebih tenang atau arusnya lemah akibat terhambat sesuatu, seperti pohon, tanggul, akar, dan sejenisnya.
Piranti Mancing
Mancing udang galah bisa menggunakan umpan cacing dan menggunakan mata kail khusus udang. Sudah tau kan?...yap, yang bentuknya persis celurit, nggak ada lubang untuk kaitan senar, bisa terbuat dari baja atau carbon dengan lapisan warna tertentu, seperti hijau atau biru.Bingung milih?...pegangan dulu dong?! Heheheh…oke lanjut lagi.
Pilihan reel cukup yang imut-imut saja, bahkan yang murah meriah saja, pokoknya seri  dibawah 1.000 – 2.000 sudah lebih dari cukup. Senar ukuran 8 – 10 lbs (0.23mm – 0.26mm) sudah cukup memadai. Gunakan joran khusus mancing udang jenis ISO dengan ciri khas cincinnya banyak dan kecil-kecil, bentuknya mirip joran antenna/teleskopik cuman beda di cincinnya saja. Ujung joran tipe ISO ini sangat lentur sehingga sensitivitasnya tinggi. Nah, sensitivitas atau kepekaan inilah yang perlu karena sentakan udang galah sangat lembut. Hal ini nggak bisa terdeteksi dengan joran tipe lainnya.
Rangkaian pancing udang galah sangat sederhana, seperti rangkaian untuk tombro dengan 1 mata kail. Caranya ambil kili-kili kecil no. 12 – 16, ikatkan dengan kail udang dengan panjang kumis dari kili-kili ke kail 8-10cm, ikat kuat-kuat. Dari senar utama ke peniti masukkan timah daun atau timah B2-B4.
Teknik Mancing
Mancing udang galah tekniknya sangat sederhana. Begitu sampai di spot, tebari bom di tempat  yang diidamkan. Bom disini tentunya bukan bom atom apalagi bom nuklir, tapi bom umpan yang bisa dibuat dari tulang sapi atau kelapa. Bom dari tulang sapi caranya adalah ikat tulang sapi yang besar-besar atau masukkan tulang sapi kecil-kecil ke dalam kerumbu dengan banyak lubang dan ceplungkan di spot idaman tadi. Sedangkan bom dari kelapa cara membuatnya adalah iris kecil-kecil kelapa sebesar jari kelingking lalu sangrai atau goreng tanpa minyak hingga ujung irisan berwarna sedikit gosong. Angkat lalu Pukul-pukul kelapa tadi dengan uleg-uleg sampai gepeng hingga keluar minyak dan aroma harumnya. Jangan sampai halus sebab bom bisa hanyut setelah ditaburkan.
Setelah bom ditaburkan, peralatan tempur pun siap diturunkan. Tunggu sampai udang makan, ciri-cirinya adalah kedutan pelan kemudian diam. Pada kondisi tersebut, angkat joran tanpa menyentak. Disinilah letak seni mancing udang galah. Terlalu keras menggulung moncel, kendur moncel, disentak pun moncel, seru khan? Ha…ha…ha. Reel harus digulung pelan, tetapi senar tetap tegang. Titik menegangkan lainnya adalah pada saat kepala udang sudah kelihatan dan udang mau diangkat. Pada saat itu terjadi perlawanan dari si udang, hebat! Dan di saat itulah angler harus cukup tenang, ayunan perlu ditambah sedikit, tetapi tetap tidak boleh disentak. Bila sukses sekali, biasanya proses selanjutnya akan menjadi lebih mudah.

Perhatian: Artikel ini bukan berdasarkan pengalaman pribadi, tapi hasil contekan. Sumbernya tersebut dalam artikel diatas dalam paragraf pertama. Ide awalnya hanya pengen membagikan informasi yang kebetulan pernah saya baca dan saya daur ulang. Sebelumnya perkenankan saya menjabat tangan dulur-dulur semua dan mengucapkan selamat berjuang. Akhirnya, “Tiada gading yang tak retak. Tiada tuyul yang tak botak. Sekiranya ada kekurangan, tolong dimaafkan. Sekiranya ada kelebihan? Yah, tolong dikembalikan!” Hehehe!
Artikel ini sebelumnya saya kirimkan secara terbatas dalam catatan/dokumen group mancing PPG (paguyuban pemancing gresik). Bagi rekan-rekan dimanapun berada yang sekedar ini mengenal atau berkenalan atau bahkan bergabung di group tersebut. Silahkan langsung saja  klik link diatas.

5 komentar:

aripz papanya risky mengatakan...

mantaaaaaaaaaaaaaaaaaaabbb...............tekhnik belajar mancing galah yg lengkap om,matur tankyu inpone nggih...................

Cak Endro mengatakan...

sama2 dulur aripz. ini tekniknya aja, ntar prakteknya aku minta ajari pean

Anonim mengatakan...

jozzzz........!!!!!!!!!

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Mau gabung, kpn ada acara mancing ?? Sekalian mau ambil ilmu

Posting Komentar

 
 
 

BELI LURES MURAH DISINI

BELI REEL PIONEER DISINI

BELI REEL PIONEER DISINI
Pioneer Solitaire 7000

About Me

Foto Saya
Cak Endro
Lahir di Kediri, Jawa Timur pada 8 Desember 1977.Secara berkala menulis tentang beberapa hal yang ia minati: hobby mancing, teknologi, buku, pengembangan diri, Motivasi, Spiritual, Kuliner, Travelling dll. Sangat tertarik pada blogging karena adanya kebebasan untuk menyalurkan aspirasi dan minat menulis serta memanfaatkan kesempatan berbagi informasi.
Lihat profil lengkapku