‘Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
Seperti pesan yang tak
sempat disampaikan api kepada kayu
Yang menjadikannya abu
‘Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
Seperti kata yang tak
sempat disampaikan hujan kepada api
Yang menjadikannya
tiada’
Puisi oleh: Sapardi
Djoko Damono
|
Mas Asrul Fakhrudin Strike Baby Tuna |
Kami nukil puisi diatas sebagai pembuka kisah trip ini bukan
tanpa sebab, dan memang sudah tentu ada sebabnya, baik untuk alas an trip ini,
pun juga untuk kesan kami pada trip kali ini. Mungkin dulur-dulur PPG sudah
banyak yang mengetahui jika Trip I, jum’at 9/3/2012, yang dipunggawai Mas Eka
fishingman, Om Rudy Pezor, Mas Didik Angler penggembira, Mas Margo Ipnu, dan
Mas Aripz gendeng mancing gagal melanjutkan trip dikarenakan cuaca yang tidak
kondusif. Ditambah lagi informasi yang dipublish oleh beberapa anggota di
Facebook & wall PPG mengenai beberapa trip yang juga gagal untuk
dilanjutkan, juga saran-saran dari beberapa rekan master PPG agar trip-trip
serupa dipertimbangkan kembali dengan factor pertimbangan yang sama “Safety
First”. Jika kemudian kami tetap meneruskan trip ini, itu bukan berarti kami
menyepelekan informasi dari anggota PPG lainnya, pun demikian kami tidak
bermaksud untuk tidak mengindahkan saran dari dulur-dulur PPG pula. Hati kecil
kami berkata ‘terima kasih banyak’ dan berbisih lirih ‘Alhamdulillah’karena
kami tergabung dalam paguyuban yang sangat mencintai dan memperhatikan kami.
Walau mungkin cukup disayangkanjika pada akhirnya kami tetap melanjutkan trip
ini, namun kami memiliki alas an yang cukup sederhana, seperti inti dari puisi
yang kami tuliskan diatas. Ya…sesuatu yang sederhana, dan itu tak lain adalah untuk
menyampaikan sebuah kepastian.
Hari pertama, Sabtu :10/3/2012, Hingga pkl. 10.00 WIB kami
belum menerima kontak atau informasi dari pak Siri, Nahkoda perahu apakah trip
akan berlanjut. Ketika mas Aldo mencoba menelepon, HP pak Siri sama sekali
tidak bisa dihubungi. Untuk memutuskan sepihak bahwa trip kami gagalkan tentu
kami berpikir seratus kali. Kami tidak ingin mengecewakan pak Siri dan merusak hubungan baik yang sudah terjalin
antara PPG dan pak Siri.. Akhirnya kami
putuskan bahwa kami harus datang untuk memastikan langsung dari pak Siri. Jika
beliau mengatakan OK, trip pun akan dilanjutkan, namun jika beliau berkata
JANGAN, maka kami pun akan pulang kembali ke Gresik dengan perasaan lega. Konsekuensinya
kami harus menempuh perjalanan darat dan touring dengan sepeda motor selama 2
jam untuk sampai di Sepulu.
Pkl. 15.00 WIB, sebagian anggota tim, om Mohammad Fatamorgana,
Mas Arnaldo Aldo, Mas Asrul Fakhrudin, dan Endro Buwono sudah berkumpul di Toko
Pancing Rizki Gangsar (RG) yang dijadikan posko keberangkatan dan langsung
berangkat menuju Surabaya, dengan terlebih dahulu mengisi BBM di SPBU Veteran
Gresik. Sebelumnya sejak Pkl. 14.30 WIB,
satu anggota tim yang lain, mas Muhamad ridwan Aquarius Fishinger, sudah stand
by di Gapura Pos I Kalianak untuk menyongsong dan bergabung dengan
kami.Iring-iringan sempat mengalami macet mulai dari jl. Jembatan merah hingga
raya kenjeran. Tiba di pintu masuk jembatan Suramadu kami saksikan kondisi
cuaca cerah walau sedikit berawan, dan angin betiup sepoi-sepoi basah namun
tidak menganggu laju sepeda motor kami hingga selesai melintasinya.
Pkl. 17.00 WIB, tim sudah tiba di desa Prancak, Kec. Sepulu
dan berhenti di dekat kantor Polsek Sepulu untuk membeli beberapa keperluan. Tim
pun sempat berhenti lagi di sebuah toko untuk membeli tambahan logistik, hingga
akhirnya Pkl. 17.15 WIB, tim sudah singgah di rumah kediaman pak Siri. Duduk
bersila dengan suasana akrab dan santai bersama pak Siri, terjadi beberapa
percakapan penting antara tim dan beliau, dimana kami bisa mengetahui bahwa
problem sinyal-lah yang membuat no flexi beliau tidak bisa dihubungi. Pun
demikian kami menerima kabar baik bila trip bisa dilanjutkan, Alhamdulillah…!
Namun berita buruknya, tidak ada umpan untuk mancing dasaran sesuai pesanan
kami. Walhasil, karena tim juga tidak mempersiapkan udang hidup, dan mungkin
ini juga cocok dengan tanda-tanda dari apa yang sudah kami persiapkan dan rakit
sejak pagi, yaitu metal jig, maka dengan tekad membara bercampur BONEK: YO
BONDO…YO TEKAD, niat ingsun jigging pun kami ucapkan bersama-sama.
Selapas Maghrib, sebagian anggota mempersiapkan dan mengecek
kembali piranti, sementara Mas Asrul dan Ridwan pergi mencari nasi bungkus lagi
dan kopi hangat untuk membantu meredahkan rasa penat di perjalanan tadi sore.
Pkl. 19.00 WIB tim bersama nahkoda bertolak menuju tempat perahu ditambatkan,
dan setelah menunggu kesiapan perahu, maka tepat Pkl. 19.30 WIB, trip menuju
spot dimulai. Sepanjang pelayaran, ombak mulai terasa agak besar, namun angin
tetap bertiup tenang. Cuaca pun cerah dan tidak terlihat tanda-tanda akan turun
hujan. Anggota tim pun sebagian sudah mulai bergelimpangan untuk memejamkan
mata beberapa waktu. Kira-kira Pkl. 22.00 WIB, tim sudah mencapai spot RIG. Om
Mohammad Fatamorgana yang sudah memendam asa sejak trip ke Brondong
lamongan bersama KMM beberapa minggu
lalu, langsung memulai trip dengan jigging. Tidak menunggu lama dan langsung
disambar seekor Tenggiri. Terjadi saling tarik-menarik dan ganco pun sudah
dipersiapkan mas Ridwan. Gelebakan tenggiri Nampak mendekat di buritan perahu
dan ganco pun sudah siap diturunkan, namun sayang tinggal semeteran saja
tenggiri berhasil terlepas dan moncel. Alhasil, obsesi untuk membalas hal yang
sama di Brondong pun kembali belum terbalaskan. Sementara di sampingnya mas
Asrul dengan sigapnya memainkan rod jig dan reel Kamikaze 10000, sementara di
lambung perahu sisi kiri mas Ridwan juga nge-Jig, dan di sisi kanan Mas Aldo
dan Endro Buwono pun mencoba peruntungan yang sama. Sayangnya, hingga Pkl.
23.30 WIB sama sekali tidak ada strike. Anggota tim pun mulai merasakan
kelelahan. Muhamad Ridwan sudah tertidur. Mas Aldo mulai merasakan pusing dan
terduduk sembari bersandar di bibir perahu. Endro Buwono yang hendak mengganti
metal jig kamikaze 80 gram dengan Inchiku Victor 55gram langsung jackpot.
Tinggal 2 anggota yang tetap fit, yaitu Asrul Fakhrudin dan master
Fatamorgana. Tidak berlangsung lama, 3
anggota yang mulai tepar tadi pun kembali semangat untuk Jigging lagi mengikuti
2 anggota lainnya. Namun hingga Pkl. 24.00 WIB tetap tidak sekalipun terjadi
strike.
Hari kedua, Minggu: 11/3/2012, Pkl 02.30 WIB, disaat
beberapa anggota tim tertidur, tiba-tiba pak Siri mengejutkan dengan teriakan
strike dan langkah kakinya melangkahi tubuh 3 personil tim yang tergeletak
untuk mengikuti arah ikan membawa lari metal jignya. Hasilnya beliau sukses
menaikkan seekor GT seberat 3 KG. Pkl. 05.00 WIB, mas Asrul sukses menaikkan
lagi seekor GT dan Tuna 5 KG, disusul kemudian pak Siri strike Ebek. Sementara
anggota tim yang lain yang sudah pulih dari tepar masih mencoba memperoleh
hasil yang sama, dan Om Fata pun kembali moncel tepat di split ringnya. Hingga
Pkl. 08.00 WIB, ngejig sama sekali tidak ada tanda-tanda hook up, selang 30
menit kemudian akhirnya diputuskan untuk kembali ke darat dengan pertimbangan
kondisi tim yang sudah mulai kelelahan, dan sebagian besar sudah mulai
mengantuk bahkan ada yang tertidur. Walau beberapa masih ada yang penasaran
untuk tetap jigging. Dalam perjalanan om Fata pun masih mencoba untuk trolling.
Pkl. 10.30 WIB, tepat di tengah perjalanan dan diperkirakan
30 menit lagi perahu sudah tiba di daratan, mulai Nampak gulungan awan hitam
seperti siklon membentuk lingkaran dan menutupi RIG di kejauhan. Langit pun
mulai gelap dan tidak berselang lama kemudian hujan mulai turun dengan derasnya
disertai angin kencang hingga menyobek terpal penutup perahu dan sempat mengangkat
terpal disisi depan hingga terjun ke dalam air laut. Untungnya mas Ridwan dan
Asrul cepat-cepat penangkap dan membantu pak Siri merapikan terpal tersebut
sehingga tidak mengganggu laju perahu. Dorongan angin dari buritan perahu
membuat laju perahu semakin kencang dan air hujan menerpa ke dalam perahu
hingga membuat semua penghuni basah kuyub. Akhirnya perahu dapat merapat dengan
aman tepat Pkl 11.00 WIB, walau kami harus turun dari perahu dengan melintasi
air laut setinggi dada orang dewasa. Setelah beristirahat dan membersihkan
badan serta menikmati hidangan gule tongkol, Pkl. 13.00 WIB tim pun berpamitan
untuk pulang ke Gresik dengan kembali touring beriringan sepeda motor dalam
kondisi masih gerimis. Pkl. 15.00 WIB tim sempat mampir untuk mengisi perut di
Warung nasi Padang Goyang Lidah diseberang kantor PMK Pasar Turi dan juga
mampir ke kediaman mas Ridwan di Kalianak GG Lebar, sebelum akhirnya tiba
kembali di starting point Toko Pancing RG Gresik sekitar Pkl. 14.45 WIB.
Benar memang, jika sudah pernah ke Sepulu hati serasa ingin
untuk kembali lagi. Kami berlima berdiri dibawah langit hujan dan memandang
hingga titik terjauh lautan di Sepulu, saling berjabat tangan dan mengucap rasa
syukur Alhamdulillah karena sudah menuntaskan trip ini dengan selamat, itu jauh
lebih dari cukup dari sekedar memikirkan hasil tangkapan kami, karenanya puisi
diatas pun kami tujukan kepada Lautan di Sepulu yang telah memberikan kesan
dramatis untuk trip ini, sambil mengucap lirih dalam hati,”Aku ingin
mencintaimu dengan sederhana…”
Peserta:
1.
Asrul Fakhrudin
2.
Arnaldo Aldo
3.
Endro Buwono
4.
Mohammad Fatamorgana
5.
Muhamad Ridwan Aquarius Fishinger
Nahkoda: Pak Siri, desa Prancak, kec. Sepuluh Bangkalan
Madura.