“Yo yo yo, Anker, coker, Ma
Bro…dan Ma Man…!!!eittt sori, salah! mas Ang dan pak Ang (Angler, maksudnya). Mancing
udang galah kudu tekun, sabar, dan mampu mengendalikan emosi yang ruaaar
biasa!” Begitu kata si empunya cerita, Toekang Mantjing, membuka tulisannya, Mancing Udang Galah: The Heart of Fishing,
yang dimuat di tabloid Berita Mancing
edisi #05 September 2011. Bahkan
beliau menambahkan, “Bagi yang brangasan,
nggak sabaran, jangan coba-coba mancing
karena bisa bikin jantung copot”. Segitunya sih…Apa iya?
Okelah kalo begitu, jadi hanya
yang tekun, sabar, dan punya pengendalian diri yang tinggi saja yang boleh mancing
udang galah, berarti hanya golongan mereka
juga donk yang boleh meneruskan membaca artikel ini? Diskriminatif sekali sih?
Hmmm,maaf dan harap maklum, itupun saran dari beliau lho dulur-dulur PPG…bukan
dari saya…hehehe.
Oke…oke…Ayo mulai serius! Bagi
yang merasa terusik, tersinggung, atau tersanjung dengan pemikiran Si Toekang
Mantjing, silahkan diselesaikan secara adat. Sekarang mari kita sama-sama
membaca artikel ini hingga tuntas.
Lokasi Mancing
Udang galah
suka di air payau. Misalnya, sungai dekat laut, muara, tambak, dan sejenisnya, yang banyak ditumbuhi pohon bakau atau
mangrove. Di lokasi itu udang galah lebih suka berada di daerah yang berumput,
bersemak, atau di sekitar akar bakau. Di sungai yang berarus, udang galah suka
ada di air yang lebih tenang atau arusnya lemah akibat terhambat sesuatu,
seperti pohon, tanggul, akar, dan sejenisnya.
Piranti Mancing
Mancing udang
galah bisa menggunakan umpan cacing dan menggunakan mata kail khusus udang.
Sudah tau kan?...yap, yang bentuknya persis celurit, nggak ada lubang untuk
kaitan senar, bisa terbuat dari baja atau carbon dengan lapisan warna tertentu,
seperti hijau atau biru.Bingung milih?...pegangan dulu dong?! Heheheh…oke
lanjut lagi.
Pilihan reel
cukup yang imut-imut saja, bahkan yang murah meriah saja, pokoknya seri dibawah 1.000 – 2.000 sudah lebih dari cukup.
Senar ukuran 8 – 10 lbs (0.23mm – 0.26mm) sudah cukup memadai. Gunakan joran
khusus mancing udang jenis ISO dengan ciri khas cincinnya banyak dan
kecil-kecil, bentuknya mirip joran antenna/teleskopik cuman beda di cincinnya
saja. Ujung joran tipe ISO ini sangat lentur sehingga sensitivitasnya tinggi.
Nah, sensitivitas atau kepekaan inilah yang perlu karena sentakan udang galah
sangat lembut. Hal ini nggak bisa terdeteksi dengan joran tipe lainnya.
Rangkaian
pancing udang galah sangat sederhana, seperti rangkaian untuk tombro dengan 1
mata kail. Caranya ambil kili-kili kecil no. 12 – 16, ikatkan dengan kail udang
dengan panjang kumis dari kili-kili ke kail 8-10cm, ikat kuat-kuat. Dari senar
utama ke peniti masukkan timah daun atau timah B2-B4.
Teknik Mancing
Mancing udang
galah tekniknya sangat sederhana. Begitu sampai di spot, tebari bom di
tempat yang diidamkan. Bom disini
tentunya bukan bom atom apalagi bom nuklir, tapi bom umpan yang bisa dibuat
dari tulang sapi atau kelapa. Bom dari tulang sapi caranya adalah ikat tulang
sapi yang besar-besar atau masukkan tulang sapi kecil-kecil ke dalam kerumbu
dengan banyak lubang dan ceplungkan di spot idaman tadi. Sedangkan bom dari
kelapa cara membuatnya adalah iris kecil-kecil kelapa sebesar jari kelingking
lalu sangrai atau goreng tanpa minyak hingga ujung irisan berwarna sedikit
gosong. Angkat lalu Pukul-pukul kelapa tadi dengan uleg-uleg sampai gepeng
hingga keluar minyak dan aroma harumnya. Jangan sampai halus sebab bom bisa
hanyut setelah ditaburkan.
Setelah bom
ditaburkan, peralatan tempur pun siap diturunkan. Tunggu sampai udang makan, ciri-cirinya
adalah kedutan pelan kemudian diam. Pada kondisi tersebut, angkat joran tanpa
menyentak. Disinilah letak seni mancing udang galah. Terlalu keras menggulung moncel,
kendur moncel, disentak pun moncel, seru khan? Ha…ha…ha. Reel harus digulung
pelan, tetapi senar tetap tegang. Titik menegangkan lainnya adalah pada saat
kepala udang sudah kelihatan dan udang mau diangkat. Pada saat itu terjadi
perlawanan dari si udang, hebat! Dan di saat itulah angler harus cukup tenang,
ayunan perlu ditambah sedikit, tetapi tetap tidak boleh disentak. Bila sukses
sekali, biasanya proses selanjutnya akan menjadi lebih mudah.
Perhatian: Artikel ini
bukan berdasarkan pengalaman pribadi, tapi hasil contekan. Sumbernya tersebut dalam artikel diatas dalam paragraf pertama. Ide awalnya hanya
pengen membagikan informasi yang kebetulan pernah saya baca dan saya daur ulang.
Sebelumnya perkenankan saya menjabat tangan dulur-dulur semua dan mengucapkan
selamat berjuang. Akhirnya, “Tiada gading yang tak retak. Tiada tuyul yang tak
botak. Sekiranya ada kekurangan, tolong dimaafkan. Sekiranya ada kelebihan?
Yah, tolong dikembalikan!” Hehehe!
Artikel ini sebelumnya saya kirimkan secara terbatas dalam catatan/dokumen group mancing PPG (paguyuban pemancing gresik). Bagi rekan-rekan dimanapun berada yang sekedar ini mengenal atau berkenalan atau bahkan bergabung di group tersebut. Silahkan langsung saja klik link diatas.
5 komentar:
mantaaaaaaaaaaaaaaaaaaabbb...............tekhnik belajar mancing galah yg lengkap om,matur tankyu inpone nggih...................
sama2 dulur aripz. ini tekniknya aja, ntar prakteknya aku minta ajari pean
jozzzz........!!!!!!!!!
Mau gabung, kpn ada acara mancing ?? Sekalian mau ambil ilmu
Posting Komentar